Melatih Dan Mengenalkan Perilaku Sosial Pada Anak

Saturday, September 28, 2013

kaskus on blogspot


#bcfda5


[imagetag]

MELATIH PERILAKU SOSIAL PADA ANAK |

Bermain adalah pekerjaan anak-anak dan main adalah alatnya. Kebutuhan bermain mereka sebesar terhadap makanan, kehangatan dan cinta, untuk menambah pemahaman mereka atas alam sekitarnya, bermain adalah perangsang anak untuk menyelidiki dunianya, dan selain melengkapi anak dengan berbagai mainan dan kegiatan, perlu juga ketersedian tempat untuk menikmatinya, anak-anak memerlukan tempat terbuka atau sudut yang tenang untuk bermain, berpikir, dan bahkan berkhayal, terlalu banyak mainan dan kegiatan malah akan merampas kesempatan mereka untuk sejenak memusatkan perhatian pada suatu benda

Dengan bermain akan mendidik anak tentang dunianya, maka berteman dan bermain dengan anak lain akan melatih mereka menyesuaikan diri, kesadaran atas adanya pribadi lain adalah langkah awal dalam memahami kebutuhan orang lain, anak yang tidak mengalami hal ini mungkin kelak akan sulit untuk berhubungan dengan orang lain dan mungkin akan jadi menarik diri, pemalu dan penyendiri.

Berbagi

Anak dibawah 3 tahun yag baru belajar berjalan mungkin tidak selalu bermain bersama secara rukun, namun mereka akan mulai belajar toleransi dan bekerja sama. Inilah yang terpenting dalam hidup, yaitu mengenal aturan permaian, hasilnya akan terlihat begitu seorang anak mulai berbagi mainan tidak hanya untu dirinya sendiri. Yang seterusnya permainan menjadikan suatu kerja sama yantg lengkap dengan aturan dan kehormatan.

Disiplin

Orang tua yan perasa akan menekankan disiplin, dalam arti lebih mendidik daripada mrnghukum, dan mengajar anak menyesuaikan diri terhadap orang lain. Dalam hal ini orang tua menggunakan disiplin untuk menjelaskan perilaku yang bisa diterima maupun tidak, yang memungkinkan si anak bisa bahagia berkawan dengan yang lain. Anak yang sehat secara sosial, akan belajar berbagi kesenagan dan lebih bisa membujuk tanpa memaksa. Anak yang bisa memberi perhatian yang sama pada anak lain, tidak akan pernah kekuaranga teman. Anak yang orang tuanya membebaskannya berkhayal, akan bisa mengekspresikan dirinya sendiri, yang berarti tak hanya berbagai mainan tetapi juga pengamalan hidup.

Mudahan artikel yang saya tulis ini bisa membantu untuk para orang tua atau para calon orang tua untuk lebih siap melatih dan membina anak-anaknya lebih baik lagi.

Sumber


SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

0 comments:

Blog Archive