Lagu Amazing Grace membahana ditengah malam, penyanyinya adalah delapan terpidana mati kasus narkoba yang berjalan dengan kepala tegak menuju tanah lapang tempat mereka dieksekusi mati. Kejadian mengharukan tersebut disaksikan oleh para rohaniawan yang turut mendampingi narapidana yang dihukum mati di Pulau Nusakambangan, Jawa Tengah, Rabu (29/4).
Ke delapan narapidana tersebut bersama-sama menyanyikan lagu "Amazing Grace", lagu terdengar lagu "Bless the Lord O My Soul" sebelum suara nyanyian mereka berakhir oleh suara tembakan senjata.
"Ketika mereka dibawa keluar ke tiang kayu untuk dieksekusi, mereka terus menyanyi. Kami menunggu di tenda tidak jauh dari situ dan mencoba memberi dukungan moral kepada mereka," kata rohaniwan terpidana mati asal Brasil Rodrigo Gularte, Pater Charlie Burrows, seperti dikutip dari Sidney Morning Herald, Rabu (29/4)
"Semua orang melihat ke depan. Tampaknya, mereka menerima nasibnya," Pater Charlie menambahkan.
Seorang pendeta yang hadir di lokasi eksekusi, Karina de Vega mengatakan suara nyanyian delapan narapidana membahana di udara. "Mereka memuji Tuhan mereka masing-masing," kata dia. Pendeta Vega mengaku takjub melihat pemandangan mengharukan tersebut, ini adalah pengalamannya pertama kali menyaksikan orang yang begitu bersemangat untuk bertemu Tuhan.
"Mereka terikat bersama seperti persaudaraan. Mereka menyanyikan lagu satu demi satu untuk memuji Tuhan. Seperti dalam paduan suara, mereka menyayikan lagu itu bersama-sama, bahkan yang tidak beragama Kristen, saya percaya mereka juga ikut bernyanyi dalam hati," Pendeta Vega menambahkan.
Kedelapan terpidana itu dilaporkan meninggal dengan cepat. Fairfax Media mengatakan, kedelapan orang itu, termasuk dua warga Australia, meninggal seketika setelah ditembak di jantung. Dengan demikian, komandan regu tembak tidak harus menembak mereka di kepala. Skenario itu akan terjadi jika para narapidana tidak meninggal setelah 10 menit. (satuharapan.com)
SHARE THIS POST:
0 comments:
Post a Comment