Jelang Lengser, SBY Tinggalkan Hutang Rp 8,9 juta untuk Setiap Rakyat Indonesia

Tuesday, January 21, 2014

kaskus on blogspot
#bcfda5


KepanjenFm.com Menjelang berakhirnya masa jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pemerintah Indonesia meninggalkan hutang sebesar Rp 2.277.000.000.000.000 (dua ribu triliun lebih) ditambah defisit APBN 2014 sebesar Rp 175,3 triliun.

Bila ditotal dan dibagi jumlah seluruh Rakyat Indonesia saat ini yakni sejumlah 255 juta orang, maka setiap orang yang terlahir di Indonesia menanggung hutang negara sebesar Rp 8,9 juta.

Hutang Indonesia tersebut kepada Bank Dunia, ADB, JBIC, serta kepada Pemerintah di beberapa negara di luar negeri, terutama kepada negara-negara kuat dan berpengaruh.

Bila dikaji dari sudut pandang yang lebih luas, tentu saja ini bukan hanya kesalahan dari Presiden kita, namun merupakan konsekuensi dari semua diantara kita, yang pada kenyataannya hingga saat ini INDONESIA masih tidak bisa mandiri dan berdiri sendiri.

Kita sudah kalah langkah banyak dengan saudara kita di luar negeri, dan kita semua, baik pemerintah maupun masyarakat secara umum tidak mau memperjuangkan kemandirian INDONESIA.

Terbukti, hingga saat ini semuanya kita masih import. Berbagai barang import, teknologi import, otomotif import, pangan import, bahasa import, hingga budaya ikut import, maka yang terjadi adalah nilai tukar rupiah kita akan terus merosot karena budaya import yang kita semua lakukan dan tidak ada yang mau memperbaiki keadaan.

Hutang pemerintah ke luar negeri adalah bagian dari keadaan. Ini tidak akan terus membaik siapa pun presidennya, kecuali kita mau berubah lebih mandiri dan mulai berjuang untuk mengejar ketertinggalan.

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Mari kita tanamkan kreatifitas produksi sejak dini kepada generasi muda kita. Konsep-konsep ilmu pengetahuan dan teknologi harus ditanamkan sejak dini, seperti konsep pembuatan resistor (komponen elektronika), dll. Semoga di masa depan kita bisa mandiri dan memproduksi segalanya sendiri. Sehingga kita bisa lebih memperbaiki diri. Atau kita akan terus seperti ini, budaya import untuk INDONESIA lebih terpuruk di masa depan.

SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

0 comments:

Blog Archive