Ngeri, Ada Tradisi 'Setrika Payu-Dara'Anak Perempuan di Afrika

Friday, January 31, 2014

kaskus on blogspot
KepanjenFm.com -  Semakin meningkatnya jumlah remaja putri di Afrika yang hamil muda dikarenakan diperkosa atau sekedar mengalami pelecehan dari seorang pria membuat sang Ibu khawatir. Pasalnya sebagian besar dari ibu-ibu di Afrika ini melakukan tindakan yang cukup ekstrim demi melindungi kehormatan sang putri. Mereka tega menyetrika bagian tubuh dari sang anak yang kiranya dapat menarik perhatian pria yaitu bagian payu daranya.





Berdasarkan catatan dari CNN (2011) Para ibu-ibu menggunakan seuah alu yang sudah dipanasi untuk meratakan payu--dara sang anak. Jangan tanyakan rasa sakit yang dirasakan oleh seorang anak tersebut. Sedangkan pada survei yang dilakukan pada tahun 2006, setidaknya terdapat 1 dari 4 remaja putri di Kamerun yang pernah mengalami hal ekstrim tersebut.  Aksi ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya hamil muda. Karena sebagian besar remaja putri pada usia 14 tahun sudah menimang bayi. Hal itulah yang menjadi kekhawatiran sang Ibu.



Aksi ekstrim yang dilakukan oleh para ibu ini memicu kontra dikalangan anak muda. Pasalnya menyetrika payu--dara sang anak tidak efektif dalam menekan angka kehamilan muda remaja putri di Afrika. Selain itu juga ritual tersebut menimbulkan rasa takut yang luarbiasa dan menimbulkan tekanan batin. Maka dari itu, generasi muda Afrika ini percaya bahwsannya penekanan angka kehamilan muda remaja di Afrika ini bisa ditanggulangi dengan pendidikan se*ksual dan adanya pantauan dari orang tua tanpa harus melakukan aksi kekerasan. Perlu adanya komunikasi yang baik antara Ibu dengan sang Putri. 







#bcfda5


Salah satu bukti yang menyatakan bahwasannya dengan menyetrika tidak mampu mencegah hamil muda yaitu terjadi pada seorang remaja Afrika bernama Terisia.Terisia ini hamil ketika usianya 15 tahun dan disetrika oleh ibunya sejak usia 9 tahun. Meskipun ia teah memperoleh pendidikan se*ks, tapi tetap saja ia hamil pada usia muda. Hal itu mungkin dikarenakan kurang adanya komunikasi dan pantauan dari orang tua terhadap pergaulan sang anak. Yang perlu dikhawatirkan dari tradisi ekstrim ini adalah ternyata setelah 14 tahun berlalu sejak mengalami tradisi tersebut, ternyata rasa sakit pada bekas 'setrika' itu masih ada. Dan menurut dokter, meskipun dioperasi sekalipun belum tentu bisa menyembuhkan rasa sakit itu. 


SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

0 comments:

Blog Archive